Memahami Mitos yang Beredar Seputar Alergi

Apakah Anda menderita alergi pada suatu hal tertentu seperti debu atau udara? Hal tersebut tentu menyebalkan ya, karena kita tidak bisa bebas beraktivitas mengingat harus menghindar dari alergen yang dapat menyebabkan alergi. Meskipun sudah ada obat yang bisa mengatasi alergi tersebut seperti obat semprot hidung, namun peredaran mitos tentang alergi di masyarakat tetap tidak bisa dilepaskan. Beberapa mitos bahkan tidak beralasan hingga diragukan kebenarannya. Berikut ini beberapa diantaranya.



Serbuk sari dan alergi makanan

Penderita demam bisa menderita sindrom serbuk sari makanan. Juga dikenal sebagai sindrom alergi oral, ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen yang ditemukan dalam serbuk sari serta pada buah-buahan, sayuran, atau kacang-kacangan mentah tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis serbuk sari yang terkait dengan makanan tertentu:

1.       apel, ceri, persik, pir, seledri, almond, dan hazelnut
2.       aprikot, ceri, nektarin, tomat, wortel, dan kenari
3.       melon, jeruk, semangka, kentang, dan kacang
4.       pisang, blewah, melon, mentimun, dan labu

Buah-buahan dan sayuran ini mungkin tidak memicu reaksi alergi ketika mereka dimasak, tetapi cara terbaik untuk mengobati sindrom serbuk sari makanan adalah dengan menghindari makanan-makanan ini.

Pilek dan alergi tidak bisa dipisahkan

Pilek dan alergi adalah dua hal yang sangat berbeda. Sementara flu biasa disebabkan oleh virus, alergi musiman terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen. Meski begitu, pilek dan alergi dapat memiliki beberapa gejala yang sama, seperti pilek, bersin, dan hidung tersumbat.

Gejala pilek lainnya, seperti demam, tidak berhubungan dengan alergi, begitu pula mata gatal yang biasa terjadi pada reaksi alergi jarang terjadi dengan pilek. Pilek dan alergi juga berbeda dalam hal berapa lama biasanya berlangsung. “Pilek bertahan 7 hingga 10 hari,” kata Dr. Ogden. "Alergi sedikit lebih persisten." Apabila Anda ragu dengan kondisi terkini, temui ahli alergi untuk menentukan apakah gejala Anda disebabkan oleh alergi, pilek, atau hal lain. "Penelitian telah menunjukkan bahwa sensitisasi alergi, atau reaksi tubuh terhadap alergen, lebih tinggi pada orang yang lebih muda." Katanya.

Demikian 2 mitos yang perlu dipahami tentang alergi. Selalu lengkapi pengetahuan Anda seputar dunia kesehatan dengan rutin membaca tips kesehatan terkini dan terpercaya. Semoga bermanfaat.

Memahami Mitos yang Beredar Seputar Alergi Memahami Mitos yang Beredar Seputar Alergi Reviewed by Admin on 13.58 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.